KARISMA KEPEMIMPINAN

Selasa, 16 Maret 2010

A. karisma pemimpin

Karisma pemimpin atau kewibawaan menurut perspektif islam adalah daya pikat atau daya pesona yang diilhami oleh illahi yang terekspresi pada pola piker, keyakinan, tutur-kata, sikap, perilaku, tindakan, gerak-gerik, penampilan diri, dan karya.
Wibawa atau karisma tidak dapat diraih atau dibeli dengan uang, melainkan hanya dapat diperoleh dengan usaha spiritual dan memohon pertolongan kepada Allah Swt. Dengan melaksanakan segala bentuk ketaatan, ibadah, dan kebenaran yang telah diperintahkan-NYa, sehingga Allah Swt. Menganugrahinya karisma karisma-Nya.
Daya pengaruh atau karisma kepemimpinan dapat diperoleh melalui cara antara lain:
1. Tradisional, yaitu karisma yang diperoleh karena tradisi yang diwariskan atau karena keturunan.
2. Rasional, yaitu karisma yang diperoleh karena diusahakan berdasarkan ilmu pengetahuan dan akal pikiran, seperti kepemimpinan seorang ulama, sarjana atau petinggi militer.
3. Spiritual, yaitu karisma yang diperoleh karena kehebatan jiwa, keberanian, ketekunan, serta kesabaran dalam melaksanakan ibadah, baik yang bersifat vertical maupun horizontal.
Para nabi, khusus-Nya Rasulullah Saw., telah memberikan keteladanan dan inspirasi yang sangat esensial dalam mencapai perubahan eksistensi diri ( evolusi dan transformasi ). Potensi dan karisma kenabian telah diwariskan-Nya kepada ahli waris mereka ( aulia-Nya ). Keberhasilan mereka mengajarkan pesan-pesan ketuhanan dan kenabiannya telah tercatat dalam sejarah. Dan faktor-faktor keberhasilan-Nya antara lain :
* Karena kedekatan mereka kepada Dzat Yang Maha Raja, yang Maha Merajai, Yang Maha Diraja, Maha Memiliki Kemuliaan, Maha Agung, dan Maha Perkasa, sehingga Tuhan-Nya selalu bersama-Nya.
* Karena kedekatan mereka dengan Rosulullah Saw. Dan para nabi-Nya, sehingga mereka sangat mudah untuk dapat meneladani karisma, keagungan, dan kemuliaan nabi dan rasul secara langsung.
* Karena kedekatan mereka kepada para malaikat-Nya, sehingga mereka mengetahui secara langsung bagaimana proses terjadinya transfer ilmu dan pengetahuan yang masuk melalui kalbu yang bening, akal pikir yang sehat, dan indra yang tajam.
* Karena kepribadian mereka adalah kepribadian ketuhanan sebagaimana para nabi dan rasul-Nya, sehingga sangat mudah dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan para anak bangsanya.
* Karena penguasaan terhadap eksistensi jiwa dan ruhani rakyat-Nya, sehingga sangat mudah mengetahui daya emosi, akal pikir, daya persepsi, daya juang, bakat, minat, attitude (sikap), motivasi, dan inteligensi mereka.
* Karena penguasaan terhadap disiplin ilmu yang digeluti-Nya, sehingga akan memberikan pengaruh positif kepada seluruh komponen bangsa-Nya dan dapat menimbulkan rasa percaya dan keyakinan mereka terhadap kepemimpinanNya.
* Karena penguasaan metodologi yang lengkap, yakni metode ilahiah dan metode ilmiah. Sehingga mereka akan mudah dalam menyampaikan materi-materi kepemimpinan secara praktis, empiris, sistematis, objektif dan argumentative, serta kognitif dan afektif.
* Karena memiliki wawasan yang luas. Wawasan yang luas itu akan dapat melepaskan diri-Nya dan orang lain dari kepicikan dalam berperasaan, bersikap, berpikir, dan berbuat.
B. Metode Menumbuhkan Karisma Kepemimpinan.
Metode dalam bahasa inggris disebut method, yang memiliki arti cara atau prosedur sistematis yang tercakup dalam upaya menyelidiki fakta dan konsep. Dalam hal ini, metode yang dimaksudkan adalah cara yang sistematis untuk meraih pencerahan jiwa dan karisma kepemimpinan sebagai indikasi dari keberhasilan-Nya dalam melakukan evolusi dan transformasi spiritual, moral, mental, sosial, budaya, dan lain-Nya dengan bimbingan Allah dan Rasul-Nya.
Ada dua metode menumbuhkan karisma kepemimpinan :
1. Metode ilahiah
Menumbuhkan karisma kepemimpinan denga metode ilahiah artinya melakukan proses evolusi dan transformasi spiritual. Proses evolusi dan transformasi spiritual merupakan pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan kesehatan ruhani dengan proses menanamkan pemahaman tentang kesehatan ruhani baik secara teoretis, praktis, maupun empiris.
Indikasi-indikasi keberhasilan seseorang menyucikan jiwa-Nya adalah munculnya potensi jiwa rabbani yang utama dalam diri seseorang , sehingga ia mampu:
Ø Mendorong dan menggerakkan seluruh anggota jasad untuk melaksanakan dan mengimplementasikan segala bentuk kebenaran yang telah mantap dianalisis oleh akal pikiran, dirasakan oleh hati, dan disaksikan oleh indra.
Ø Memimpin dirinya sendiri, keluarga, lingkungan dan alam untuk bersujud menghamba kepada-Nya, bertasbih, bertahmid, bertahlil, dan bertakbir.
Ø Mendidik dirinya sendiri, keluarganya, lingkungan, dan alam dengan baik dan benar, agar menjadi sumber rahmat, ilham, hidayah; bukan sebaliknya menjadi sumber laknat, tipu daya, kesesatan, dan kehancuran.
Ø Meyembuhkan dirinya sendiri, keluarganya, lingkungan, dan alam dari penyakit yang dapat menghancurkan mental, spiritual, dan moral ilahiah (akhlak ketuhanan).
Ø Merawat, menjaga, dan mengawasi dirinya sendiri keluarganya, lingkungan, dan alam dari gangguan, bisikan, rongrongan, serta tipu daya setan, jin, dan iblis baik dalam bentuk dan rupa aslinya, maupun dalam bentuk jelmaan sebagai manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, atau benda.
2. Metode ilmiah.
Metode ilmiah adalah suatu metode yang biasa dilakukan didalam penelitian, pendidikan, dan pelatihan ilmiah pada umumnya. Metode ini meliputi:
· Membangun intregitas diri, sehingga hati dan akal pikiran dengan ucapan dan perbuatan dapat menyatu dalam seluruh aktivitas kepemimpinan.
· Meningkatkan kemampuan berkomunikasi efektif yang mudah diterima, dipahami, dan dilaksanakan oleh orang lain.
· Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dengan cepat, tepat, dan logis.
· Meningkatkan kemampuan membentuk perubahan positif dan selalu mengarah pada pemenuhan nilai-nilai yang lebih baik dan lebih tinggi.
· Meningkatkan kemampuan mengembangkan sumber daya insane yang baik dan berkualitas.
· Meningkatkan kemampuan wawasan ilmu pengetahuan ketuhanan maupun keinsanan atau kemakhlukan.
· Meningkatkan kemampuan menyusun menyususun, menetapkan, dan melaksanakan skala prioritas dalam bekerja dan mengambil keputusan.
Seorang yang berhasil mengembangkan dua metpde diatas akan memperoleh pengakuan dari manusia akan karisma kepemimpinan-Nya. Kepribadianya yang baik, kecerdasanya, dan skil-Nya yang teruji selalu menjadi sumber inspirasi dan keteladanan yang nyata dalam meraih kesuksesan secara porposional dan professional, sehingga orang lain ingin mengikuti, loyal, meneladani, dan berkomitmen denganya.

0 komentar: